Dampak Banjir di Jakarta terhadap Segi Ekonomi, Sosial, Politik, Budaya, Hukum


Masalah banjir di Jakarta nyaris tak pernah selesai. Berbagai usaha untuk mengakhiri dan menyelesaikan banjir melahirkan perdebatan yang tidak usai. Selain masalah sosial seperti pengungsian akibat terendamnya rumah, masalah penyakit dan ekonomi juga muncul akibat banjir yang nyaris selalu terjadi setiap tahun di Jakarta.

Januari 2013 jebolnya tanggul Johannes Latuharhary menyebabkan air mengalir deras hingga ke Bundaran HI. Hal ini mengakibatkan lantai bawah tanah Gedung UOB terendam karena memiliki ketinggian lantai dasar nyaris sama dengan jalan. Setelah dilakukan penyedotan air dan pengeringan basemen diketahui bahwa dalam lantai bawah itu ada dua orang yang meninggal akibat tenggelam, sementara dua lainnya dalam kondisi lemas dan kaku karena terendam air dalam waktu yang lama. Tidak hanya itu ditemukan pula 47 mobil terendam di lantai basement 1 dan 2.

Berikut Dampak Banjir di Jakarta:

1.      Segi Ekonomi
Banjir tidak hanya merengut korban jiwa namun juga harta, perekonomian terbengkalai, dan layanan publik tidak berjalan. Pada akhir 2006 banjir yang terjadi pada tahun itu membuat para pengusaha merugi hingga mendekati Rp2,6 triliun. Sebagian besar dari angka tersebut berasal dari kerugian yang harus ditanggung karena terhentinya proses produksi selama kurang lebih 7 hari saat banjir berlangsung.

2.      Segi Sosial
Karena banjir dijakarta bukan hal baru, masyarakat yang tidak terkena dampak banjir akan memberikan bantuan kepada korban banjir baik dari lembaga – lembaga sosial maupun perseorangan.

3.      Segi Politik
Banjir di Jakarta tidak hanya terjadi dalam satu atau dua tahun belakangan, namun sudah terjadi sejak dulu. Tentunya ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah khususnya Pemerintah DKI Jakarta dalam hal ini Gubernur dan dinas terkait, namun sampai sekarang masih belum ada yang berhasil 100% menanggulanginya.
Sudah barang tentu ini akan menjadi perhatian khusus calon-calon Gubernur, untuk mengambil hati para pemilih. mereka membuat program – program mencegah banjir kembali terjadi.

4.      Segi Budaya
Melibatkan masyarakat dalam penataan ruang sangat penting, untuk mewujudkan daerah yang aman, nyaman. Untuk itu, pemerintah dapat memulainya dengan membangun budaya masyarakat untuk peduli lingkungan dan sadar banjir.

5.      Segi Hukum
Salah satu penyebab banjir di Jakarta karena banyak masyarakat dipinggiran kali (Sungai) yang membuang sampah ke kali. Karena itu terjadi penyumbatan dan pendangkalan air sungai sehingga banjir terus menerus terjadi.

Oleh karena itu, pemerintah DKI Jakarta memberikan hukuman kepada masyarakat yang masih membuang sampah ke kali dengan membuat Perda tentang pengelolaan sampah : “Orang yang terbukti membuang sampah sembarangan akan dikenakan denda sesuai Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah. Dendanya maksimal Rp 500.000.”

Sumber:

https://tirto.id/berapa-kerugian-akibat-banjir-di-jakarta-cjo4
http://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/19/11372881/buang-sampah-sembarangan-warga-dki-bisa-didenda-maksimal-rp-500000

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2.5 Travellers Cheque (Pengertian, Keuntungan,Mekanisme, Biaya)

Monodualistik dan Monopluralistik

Jenis - Jenis Asuransi dan Contohnya